Perhatikan baik-baik ke 2 foto pura pada bawah ini. Sekilas dari arsitekturnya, kedua pura ini terlihat sangat mirip padahal masing-masing pura berada di loka yang tidak selaras bahkan keduanya berada di pulau terpisah. Foto pada sebelah kiri menampakan Pura Desa Gede Peliatan pada Gianyar, Bali sedangkan di sisi kanan adalah Pura Pemacekan pada Karanganyar, Jawa Tengah. Mungkinkah keduanya memiliki hubungan?
Pura Desa Gede Peliatan terletak pada Dusun Tengah, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Pura ini digunakan umat Hindu Dharma pada Bali buat berbagai ritual keliru satunya adalah ritual Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh. Ini merupakan ritual persembahan kudus buat jenis tumbuh-tumbuhan yang menaruh manfaat bagi kehidupan umat insan.
Ritual tadi umumnya dilakukan setiap 25 hari menjelang Hari Suci Galungan, sebuah hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan). Dalam tempat pura terdapat poly peninggalan arkeologi seperti arca Ganesha & lingga yang diperkirakan berasal menurut zaman Bali Madya atau kurang lebih abad ke-13 sampai 14 masehi.
Lain cerita menggunakan Pura Pemacekan atau lebih dikenal dengan nama Pura Pasek di Karanganyar, Jawa Tengah. Pura yg terletak di kaki Gunung Lawu ini adalah peninggalan Kerajaan Majapahit pada masa kepemimpinan Raja Brawijaya V. Menurut data yang dirilis Pemkab Karanganyar, Pura Pasek adalah petilasan atau loka istirahat terakhir menurut Kiai I Gusti Ageng Pemacekan atau Ki Ageng Pasek yang tidak lain merupakan menantu Raja Brawijaya V.
Konon berdasarkan Babad Pasek, masyarakat Hindu pada Bali mempunyai nenek moyang di Tanah Jawa khususnya dalam masa Kerajaan Majapahit. Bahkan terdapat sebagian rakyat Hindu Bali yang meyakini jika Pura Pasek di Karanganyar adalah induk menurut Pura Pasek lainnya yang terdapat di Bali. Sehingga setiap tahun selain bersembahyang di Pura Dasar Gelgel Klungkung, warga Hindu Bali pula melakukan sembahyang pada Pura Pemacekan Karanganyar ini.
Lantas bagaimana interaksi antara Pura Pemacekan & Pura Desa Gede Peliatan? Dilihat berdasarkan kemiripan arsitekturnya, kemungkinan akbar keduanya memang memiliki hubungan atau sama-sama berjenis Pura Pasek. Tetapi belum ada dokumen yg menjelaskan hubungan keduanya secara ilmiah. Mungkin teman Travelingyuk menurut Karanganyar atau Bali atau pakar sejarah ada yang memahami bagaimana kedua pura ini bisa mempunyai bentuk yg seperti?